Puisi-Puisi Heti Nurlatifah
RIAKAN
SENJA
Kupandang jalanan ramai
hanya di sudut manapun:
terlihat seperti jalanan sunyi
pikiran mereka nampak kosong;
pada senyum palsu dan peluh pahit,
yang terselip pada jahitan jas hujan
dan semak-semak kabut
jiwa-jiwa mereka nampak hampa;
berjalan dengan percikan kubangan luka
yang mengotori jejak-jejak rasa,
mata mereka sayu
dan tangan kusam yang tak mengepal
karna peneduh itu terlemparkan,
lalu mereka mengecap anehnya rasa gerimis
senja
Bahkan aku yang nampak kosong, sunyi dan
ngilu
pada sudut jiwa yang dangkal
Heti Nurlathifah, 4 C
Februari, 2013
STATIS
Sedang meletup kelelahan itu
menobrak-dobrak semangat yang tertutup
rapat
Aku masih saja mengunci
menyekap langkah yang hanya berserakan di
ujung diam
Seperti dalam kehendak awal; “Diamku
menjemukan, terlalu menjemukan”
sapa warna yang menebal hitam
Apa yang kusadur dari angin
Adalah kata yang tak sempat terhujam
Biarkan aku dalam naunganMu, Tuhan.
Heti
Nurlathifah, 4 C
Auditorium
UNIGAL, 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar