Cerpen "Jodoh
Tak Terduga"
Karya : Indra Irawan Kelas 1A Diksatrasia
Diusianya yang sudah
menginjak tiga puluhan telah membuat resah hatinya. Apalagi adiknya telah lebih
dulu menikah. Sebenarnya secara fisik ,Allah telah memberikan begitu banyak
anugerah, selain cantik dan juga cerdas sehingga banyak orang yang
mempertanyakan tentang kesendiriannya. Bahkan mereka berpikir dirinya terlalu
banyak memilih. Terkadang yang membuat dia menangis setiap kali ibundanya
melihat dirinya seolah berkata “Kapan kamu menikah anakku?” Hatinya terasa
perih. Setiap malam selalu berdoa berharap agar segera hadir laki-laki yang
sholeh datang untuk melamarnya. Bahkan ikhtiarpun telah dilakukan untuk
menjemput jodohnya dengan bershodaqoh ke suatu tempat bagi orang-orang yang
kurang beruntung. Bukan hanya sebuah harapan namun juga sesuatu yang akan
menjadi kenyataan.
Haripun berlalu begitu
cepat. Suatu hari tiba-tiba dirinya merasakan sakit pada perutnya. Mual yang
dahsyat, muntah-muntah hebat. Sampai harus ditangani di UGD. Entah apa yang
terjadi, langsung tak sadarkan diri. Ketika membuka mata terlihat wajah ibunda,
bapak dan adiknya telah berada disampingnya. Terdengar isak tangis, lalu
dirinya tertidur lelap. Terdengar suara lembut menyapanya, “Sudah bangun Mbak?”
Dia hanya bisa tersenyum kepada dokter yang merawatnya. Wajahnya seolah tidak
asing. “Sepertinya saya mengenal? Dimana ya?” gumamnya terdengar lirih. “Benar,
Kita memang saling mengenal Mbak, saya adalah teman Mbak sewaktu SMA..”jawab
dokter itu. “Ya Allah,” teriaknya dalam hati. Dia ingat, dokter yang merawatnya
adalah temannya yang cupu sewaktu duduk dibangku SMA, dia dulu pernah
“menembaknya.” Menyatakan cinta kepada dirinya dengan mengirimkan surat dan
semua itu berlalu begitu saja.
Laki-laki itu
bercerita tentang dirinya, tentang setamat SMA melanjutkan kuliah sampai
perjalanannya menjadi seorang dokter. Diapun bercerita perjalanan hidupnya.
Hubungan menjadi terjalin lebih dekat. Sebagai seorang dokter yang mengawasi
kesehatan pasiennya membuat banyak waktu untuk berbincang. Keduanya saling
menaruh hati seolah sudah saling mengetahui isi hatinya. Begitu keluar dari
Rumah Sakit. Dokter yang merawatnya itu langsung melamarnya. Pernikahannya
berlangsung sederhana. Baginya sangat disyukuri karena telah menjemput jodoh,
sosok laki-laki yang membuat hidupnya bahagia. “Ya Allah, aku bersyukur padaMu
telah memberikan aku kesabaran untuk bertemu dengan belahan jiwaku. Ternyata
sakitku membawa keberkahan yang mempertemukan aku dengan jodohku.
Alhamdulillah, Terima kasih Ya Allah atas semua takdirMu.” Air matanya bergulir
membasahi pipi bertemu dengan jodohnya yang tak diduga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar