Sahabat
linguistika, penulis akan memperkenalkan seorang Dosen sekaligus seniman yang
bergiat dalam Teater Pijar yang menjadi
santapan informasi faktual saat ini. Yuyus Supriatna S.Sn yang kerap di sapa Kang
Yus X Jaro yang lahir di Camis, 18 maret 1972.
Tidak
diragukan lagi bahwa beliau memang pantas menjadi figur untuk semua masyarakat
khususnya bagi para generasi muda untuk selalu berkarya. Dari rangkaian
kehidupan yang dijalani beliau hingga sampai sekarang, darah asli Ciamis ini
merupakan seorang yang bertalenta dan juga profesional dalam menjalankan
pekerjaannya, yang beliau tanamkan dalam diri dan beliau sampaikan kepada anak
didiknya yakni hidup harus ikhlas,ikhlas
dan ikhlas. Penulis sangat kagum
dengan kesederhanaaan beliau. Kesederhanaan itulah yang menjadi ciri yang
paling bermakna bahwa di balik kesederhanaan itu terdapat jiwa seni yang
produktifitas dan totalitas.
Pencinta
PERSIB ini menjadi tenaga pengajar di SMA 2 Ciamis, SMA Baregbeg dan Dosen
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Galuh. Penulis
juga merupakan anggota Teater Pijar. Banyak sekali pengalaman yang penulis dapatkan
dari kegiatan yang penuh ceria itu, rasa kekeluargaan menyatu seiring dengan
waktu yang mendekatkan kami. Disamping itu penulis bisa mengenal kakak kelas yang memiliki
pengalaman yang lebih, hingga bisa belajar banyak dari mereka. Latihannya pun
cukup mudah tetapi nilainya sangat bermanfaat, Kami dilatih olah tubuh, olah
vokal, akting,baca puisi dan banyak sekali
yang diajarkan Kang Yus. Kang Yus adalah sang motivator yang mentransfer ilmu.
Beliau juga penyemangat dalam memotivasi jiwa-jiwa seni untuk generasi muda dan
cerminan seniman yang berjasa.
Untuk
lebih jelas mengenai penjelasan keteateran, redaksi kami, Tini Mulyani akhirnya
berhasil mewawancarai seniman yang berkarakter tersebut.berikut hasil
wawancaranya:
Redaksi : Menurut akang sendiri, teater itu
seperti apa?
Kang Yus : Teater adalah sebuah seni pertunjukan yang prosesnya harus
dilalui dengan tahap pelatihan dan sebagainya. Nah, hal ini baik untuk
mempelajari karakter. Misalnya saja dalam kegiatan bedah naskah yang
memperhatikan karakter tokoh, bagus
untuk penghayatan, ekspresi dan sebagainya.
Redaksi : Bagaimana tanggapan akang mengenai
pandangan masyarakat terhadap teater?
Kang Yus : Sebetulnya tidak terlalu awam sekali karena ini istilahnya
drama, mungkin hanya prosesnya yang tidak instan untuk sebuah pertunjukan
teater itu dengan waktu yang relatif lama
misalnya memerlukan waktu 3 bulan untuk penggarapan. Mereka menilai bahwa
teater itu sulit padahal sesungguhnya tidak.
Redaksi : Kang sebagai Pembina teater pijar, bagaimana
sejarah tentang teater pijar itu!
Kang Yus : Ketika ibu teti melakukan kunjungan kegiatan ke
tempat-tempat pertunjukan, otomatis ada penampilan sastra, waktu itu ada
penampilan pembacaan puisi. Nah dari itulah terbentuklah nama teater pijar dan
hingga sekarang diikuti Mahasiswa yang aktif mengikuti kegiatan tersebut,
khusus Prodi Diksatrasia. Teater pijar itu sendiri menjadi wadah untuk minat
dalam mengapresiasi bakat Mahasiswa.
Redaksi : Teater identik dengan seni keindahan,
meskipun pemain mengenakan pakaian yang tidak layak pakai karena harus sesuai
dengan karakter tokoh yang diperankan. Bagaimana
tanggapan akang mengenai perihal tersebut!
Kang Yus : Ia benar sekali seni itu indah. Jangan menilai sesuatu
dengan apa yang dikenakan. Banyak nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah
cerita tersebut. Saya pikir mengenai hal tersebut tergantung bagaimana dengan
konsep cerita dari sutradara. Kalau konteksnya jelas ya sah-sah saja. Dan
misalnya nanti kita menggarap suatu pergelaran, penempatanya harus tahu dan
sesuai.
Redaksi : Teater di kalangan muda kurang di
minati, sebab adanya kegiatan-kegiatan yang lebih modern. Bagaimana cara
memperkenalkan teater di kalangan muda tersebut?
Kang Yus : Tidak dipungkiri misalnya saja di sekolah-sekolah
kurang diminati. Kebanyakan kaum perempuan yang banyak berminat mengikuti ekskul
tersebut. Caranya dengan rajin memperkenalakan bahwa hal itu sangat penting,
misalnya seniman harus mampu memotivasi para pemula dan memperkenalkan bahwa
teater itu dapat mengubah hidup kita lebih berwarna.
Redaksi : Sekolah-sekolah yang bertaraf
internasional, berencana akan menghapus ektrakulikuler teater di sekolahnya. Setuju
atau tidak?
Kang Yus : Saya pikir kalau ekstrakulikuler di hapus saya tidak
setuju. Karena persoalannya sebelum ada SBI juga ekskul sudah berjalan.
Redaksi : manfaat teater itu sendiri apa?
Kang Yus : Banyak perenungan hidup dari belajar teater dengan mengolah drama. Kita lebih enjoy dan lebih menikmati
hidup
Redaksi : Kembali kepada teater pijar,
bagaimana gebrakan untuk kemajuan teater pijar Kang?
Kang Yus : Saya sangat bangga kemarin kita mengadakan syukuran ulang
tahun pijar yang ke-3 dan dengan menampilkan pergelaran merupakan salah satu
gebrakan untuk memperkenalakan teater pijar itu sendiri. rekan-rekan harus
lebih mengembangkan bahwa teater pijar harus eksis berkarya. Dengan menanamkan
motto “selagi bisa kenapa tidak.”
Redaksi : Pesan dan harapan untuk pembaca tabloid
linguistika.
Kang Yus : Linguistika itu bagus dan akan lebih bagusnya bila tabloid
linguistika itu tidak hanya untuk Prodi Diksatrasia dengan menyebar di seluruh UNIGAL
bahkan di luar. Banyak membaca itu banyak sekali manfaat yang di ambil.
Redaksi : Di luar tema pembicaraan kang,
tentunya sahabat linguistika penasaran dengan perubahan rambut, nah adakah
alasanya kenapa tahun baru 2013 rambut gondrong yang menjadi ciri khas akang,
berubah dengan rambut bergaya pendek, bisa di jelaskan kang!
Kang Yus : Saya berambut panjang pada tahun 1992 berapa kali pernah di
potong Cuma kalau potongan seperi ini baru sekarang. Yah namanya hidup harus
ada perubahan dan sesuatu yang baru. Dan kenapa tahun baru, rambut baru? Itu
kebetulan saja, waktu itu saya main ke alun-alun Ciamis di sana ada salon yah
dipotong. Hehe….
*tini mulyani*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar