Selasa, 07 Mei 2013

Penerapan Pendidikan Karakter, Berhasilkah?


Penerapan Pendidikan Karakter, Berhasilkah?

CIAMIS, (FP).-
Beberapa waktu lalu dunia pendidikan kita kembali dikejutkan dengan berita tawuran antar pelajar. Kali ini melibatkan pelajar SMA 6 Jakarta dengan pelajar SMA 70 Jakarta yang menewaskan salah satu siswanya, Alawy, pada Senin (24/9). Tak lama berselang pada Rabu (26/9)  kembali terjadi tawuran antara pelajar SMA Yayasan Karya 66 dengan pelajar SMK Kartika Zeni yang menewaskan seorang pelajar bernama Deni Yanura (17).
Mengenai tawaran ini ternyata berdasar data dari Komisi Nasional Perlindungan Anak (seperti diberitakan Kabar Priangan, 02/10) dilaporkan terjadi 139 kasus tawuran selama enam bulan awal tahun 2012, dengan menelan korban 12 jiwa. Sementara tahun 2011 terjadi 128 kasus.
Kenyataan ini tentu saja menggiriskan, padahal sejatinya berlandas UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pemerintah (khususnya Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan) sedang giat-giatnya menggaungkan pendidikan karakter dalam pembelajaran di sekolah-sekolah. Nilai-nilai karakter  budaya bangsa yang sedang digalakan itu diantaranya: disiplin, demokratis, semangat kebangsaan, bersahabat/komunikatif,  cinta damai,  tanggung tawab. Kekerasan dalam tawuran jelas-jelas mengabaikan nilai-nilai karakter tersebut. Lalu sebenarnya seperti apa penerapan pendidikan karakter di lapangan?
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Baregbeg, Sudarman S.Pd., M.Pd., menjelaskan bahwa penerapan pendidikan karakter diintegrasikan dalam materi pembelajaran.
“Tidak ada mata pelajaran khusus dalam penerapan pendidikan karakter, ia diintegrasikan dalam satuan pembelajaran di semua mata pelajaran, dengan memperhatikan kondisi di lapangan,” paparnya.
Lebih jauh Sudarman mencontohkan penerapan pendidikan karakter di SMAN 1 Baregbeg, khususnya karakter relijius dan disiplin.
“Setiap pagi, sebelum  pembelajaran para siswa dan guru melakukan tilawah Al Quran. Itu memupuk karakter relijius. Karakter disiplin juga kami bangun, setiap anak dilarang datang terlambat. Bagi yang terlambat akan mendapat  hukuman yang mendididik,” jelasnya.
Mengenai keberhasilan penerapan pendidikan karakter Sudarman menyatakan ada perkembangan positif, sedikit demi sedikit. Menurutnya penerapan pendidikan karakter tidak semudah membalikan telapak tangan, perlahan. Jika penerapan ini masuk ke hati siswa maka akan berdampak baik, namun sebaliknya jika tidak berhasil diterapkan akan mendatangkan hal negatif. Lebih lanjut ia menegaskan keberhasilan penerapan pendidikan karakter bukan hanya tanggung jawab sekolah, namun melibatkan unsur lain, termasuk lingkungan masyarakat dan terutama keluarga.
Disinggung perihal tawuran, ia mengungkapkan sebabnya bisa berasal dari dendam junior, atau gesekan-gesekan pergaulan. Yang jelas, menurutnya, sekolah dalam hal ini guru, tidak lantas mutlak dipersalahkan.
Hal senada disampaikan oleh Kapolres Ciamis Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Kemas Ahmad Yamin dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Kabag Sabara Polres Ciamis pada upacara bendera hari senin di SMAN 1 Baregbeg. Kemas berpendapat pergaulan lingkungan sosial berandil besar dalam proses terjadinya tawuran. Karena itu ia menghimbau para pelajar untuk bergaul dengan teman yang baik dan berharap tak terjadi kejadian sejenis di Kabupaten Ciamis. Sebagai upaya pencegahan tawuran dan kenakalan remaja lainnya, Polres Ciamis seperti diungkapkan Resbika, anggota Sabara Polres Ciamis, rutin mengadakan sosialisasi ke sekolah-sekolah.
Menurut Tian Riyandi (23), Guru MTs Al Mukarim Tasikmalaya, kejadian tawuran ini menjadi cerminan betapa masih banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi dalam sistem pendidikan kita. Sementara itu Dian (23), Guru MTs Linggalaksana Cikatomas menyatakan, kesuksesan pendidikan karakter harus didukung berbagai pihak, terutama orang tua. Menurutnya, pendidikan orang tualah yang paling berperan dalam pembentukan karakter dasar anak, sekolah berperan dalam pengembangan karakter lebih lanjut. Kita berharap penerapan pendidikan karakter ini dapat terrealisasi dengan baik sehingga dapat benar-benar membawa angin segar bagi perbaikan kualitas pendidikan nasional. (Prito Windiarto/4F/Fompak Post)***

*Postingan ini sebagai ucapan terima kasih sekaligus nazar penulis kepada (mantan) Kepala Sekolah SMAN 1 Baregbeg, Bapak Sudarman, M.Pd. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar